i love him, so much :-)

Aku tak pernah mengerti, kenapa hujan selalu datang bersama-sama? Sejak 15 tahun yang lalu, ketika aku terlahir dan sampai detik ini, hujan tak pernah datang sendiri. Kenapa? Apa bukan hujan namanya jika ia datang sendirian? Iya? Lalu apa namanya? Bocoran atap? Oh ya, tentu saja!
Dan semua orang iri dengan kebersamaan hujan. Termasuk aku.

Bukan. Bukan iri, maksudku. tapi hujan membuatku ingat tentang kebersamaan kita. Kehadiranmu yang berdiri di sampingku tak lebih sebagai seorang teman.
Benarkah? Ya, kita hanya sebatas teman atau mungkin sedikit menjorok ke arah persahabatan.
Tapi perasaan kita, benarkah hanya sebatas demikian?
Aku bahkan tidak dapat menjawabnya. Yang jelas, aku mulai memimpikanmu setiap malam dan ya selalu mengkhawatirkan tentang apa-apa yang mungkin terjadi padamu.

Ini namanya cinta bertepuk sebelah tangan. Betapa bahagianya ketika kau punya pacar dan ada wanita lain yang mengistimewakanmu. Dan wanita ini bahkan tidak mendapat imbalan apa-apa. Kecuali dapat berada di sampingmu setiap hari, menikmati senyum tawamu, serta mendapat tatapan penuh perasaan dari matamu. Atau benarkah begitu? Apa mungkin ini hanya perasaanku saja?

Entahlah, kawan. Jauh dari kata gebetan atau sebagainya, mungkin lebih tepat jika ku sebut kau sebagai penyemangat belajarku. Tentu aku berterima kasih banyak atas keberadaanmu, dan ku mohon tetaplah disitu. Jangan mendekat atau menjauh.
Betapa kebetulan sekali, penyemangat belajarku tidak sengaja membuatku jatuh hati. Atau seseorang yang membuatku jatuh hati secara instan menjadi penyemangat belajarku. Apakah benar begitu?

Ini bukan soal berapa banyak aku bilang "aku sayang kamu" ke kamu. Tapi soal berapa sering aku bilang "aku sayang dia" ke orang lain.

Yang pasti, jika engkau mencariku. Aku ada disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peradaban Manusia Baru : Modernisasi Daun Kelor.

Selamat!

LEBARAN 1434 H