Kali Ini Tentang Rindu

Pelangi itu banyak warnanya. Seperti jatuh cinta yang berjuta indahnya. Walau berbagai hati telah menghampiriku, namun masih merindukanmu. Masih menginginkanmu. Meski sudah jelas, bahwa kau sama sekali bukan sosok yang pantas untuk diperjuangkan. Jadi...

Pernah ada seseorang yang menyambutku. Masuk dalam keseharianku. Sebut saja - Rindu. Sejujurnya, Rindu cukup keren, badannya tinggi, wajahnya juga lumayan. Dia pintar bermain gitar. Bahkan mampu membuat lagu-lagu yang cukup enak didengar. Salah satu melodinya pernah ia buat teruntuk diriku dan aku sangat berterima kasih untuk itu.

Aku mengenal Rindu pada tahun pertamaku di masa sma. Aku begitu sering membaca celotehnya di sosial media. Tulisannya gurih, enak dibaca. Hampir setiap malam aku mebaca pada timelinenya. Pada saat itu aku belum tahu yang mana dia, bagaimana rupanya. Aku menyayanginya lewat tulisan tangannya. Mengagumi dari pemikiran yang ia ungkapkan lewat kata-katanya. Hingga suatu hari di akhir pekan, aku tahu - yang mana itu yang namanya Rindu.

Lalu entah apa yang dia pikirkan. Mungkin dia menaruh perasaan. Namun diriku tak sedetik pun terpikir akan menaruh rasa yang sama. Dia lakukan apa itu yang dinamakan pendekatan. Rasanya aneh, disms seseorang, setelah sekian lama aku nggak smsan.

Dia sosok yang mudah salah tingkah bila ku berada di dekatnya. Dia nampak sangat gugup saat ku berada dalam jangkauannya. Apa yang harus aku lakukan? Nyatanya aku tidak merasakan getaran apa-apa.

Kali ini tentang Rindu dulu ya. Kapan-kapan aku akan menuliskan yang lain.
Selamat Malam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peradaban Manusia Baru : Modernisasi Daun Kelor.

Selamat!

Maaf.